KOMUNIKASI ANTARA BUDAYA KOREA DAN
INDONESIA
Kajian
tentang Perilaku Masyarakat Korea dan Jawa
Komunikasi
antarbudaya terjadi ketika dua orang atau lebih dengan latar belakang budaya
yang berbeda saling berinteraksi. Proses ini jarang berjalan dengan lancar dan tanpa
masalah. Dalam kebanyakan situasi, para pelaku interaksi antarbudaya tidak
menggunakan bahasa yang sama, tetapi bahasa dapat dipelajari dan masalah
komunikasi yang lebih besar terjadi dalam area baik verbal maupun nonverbal.
Khususnya, komunikasi nonverbal sangat rumit, multidimensional, dan biasanya
merupakan proses yang spontan. Orang-orang tidak sadar akan sebagian besar
perilaku nonverbalnya sendiri, yang dilakukan tanpa berpikir, spontan, dan
tidak sadar (Samovar, Larry A. dan Richard E. Porter, 1994). Kita biasanya
tidak menyadari perilaku kita sendiri, maka sangat sulit untuk menandai dan
menguasai baik perilaku verbal maupun perilaku nonverbal dalam budaya lain.
Kadang-kadang kita merasa tidak nyaman dalam budaya lain karena kita merasa
bahwa ada sesuatu yang salah. Khususnya, perilaku nonverbal jarang menjadi
fenomena yang disadari, dapat sangat sulit bagi kita untuk mengetahui dengan
pasti mengapa kita merasa tidak nyaman.
Pentingnya
komunikasi antarbudaya dikarenakan interaksi sosial keseharian kita itu
adalah sesuatu yang tak dapat ditolak. Di dalam percakapan biasa antara dua
orang terjadi sekitar 35% komponen verbal sedangkan 65% lagi terjadi dalam
komponen nonverbal (Ray L. Birdwhistell, 1969). Namun demikian, studi
sistematis tentang komuniksi nonverbal telah lama diabaikan. Studi komunikasi
secara tradisional menekankan pada penggunaan bahasa itu sendiri tanpa mencakup
bentuk-bentuk komuniksi yang lain. Sepertinya telah ada semacam praduga yang
tidak beralasan mengenai bidang tersebut. Misalnya, kebanyakan program-program
pengajaran bahasa asing seÂÂring mengabaikan perilaku komunikasi nonverbal.
Dewasa ini,
pengetahuan mengenai kebudayaan-kebudayaan asing, baik itu melalui kontak
langsung maupun tidak langsung melalui media massa merupakan pengalaman umum
yang semakin banyak. Namun demikian, ketidaktahuan umum akan adanya
perbedaan-perbedaan antara perilaku komunikasi nonverbal mereka sendiri
dengan perilaku nonverbal kebudayaan asing telah membuat orang awam
berpikiran bahwa gerakan-gerakan tangan dan ekspresi wajah adalah sesuatu
yang universal.
Pada kenyataannya,
hanya sedikit saja yang mempunyai makna universal khususnya adalah
tertawa, tersenyum, tanda marah, dan menangis. Karena itulah, orang
cenderung beranggapan bahwa bila mereka berada dalam suatu kebudayaan yang
berbeda di mana mereka tidak mengerti bahasanya mereka mengira bisa aman dengan
sekedar mengetahui gerakan-gerakan manual. Namun karena manusia memiliki
pengalaman hidup yang berbeda di dalam kebudayaan yang berbeda, ia akan
menginterpretasikan secara berbeda pula tanda-tanda dan simbol-simbol yang sama
(Bennet, Milton J., 1998).
Tujuan kajian
tentang komunikasi antarbudaya antara Indonesia dan Korea ini adalah untuk
mengemukakan hal-hal yang terdapat dalam kehidupan masyarakat di Indonesia dan
Korea. Makalah ini tidak hanya menekankan bagaimana orang Indonesia dan Korea
berbeda dalam berbicara, tetapi bagaimana mereka bertindak antarorang dan
bagaimana mereka mengikuti aturan-aturan terselubung yang mengatur perilaku
anggota masyarakat.
2. Dimensi
Ragam Budaya
Telah dikenal
ribuan anekdot mengenai kesalahpahaman akibat komunikasi antarbudaya antara
orang-orang dari budaya yang berbeda-beda. Karena besarnya jumlah pasangan
budaya, dan karena kemungkinan kesalahpahaman berdasarkan bentuk verbal maupun
perilaku nonverbal antara tiap pasangan budaya sama besarnya, maka terdapat
banyak anekdot mengenai hal-hal tentang antarbudaya yang mungkin dibuat. Yang
diperlukan adalah cara untuk mengatur dan memahami banyaknya masalah yang
mungkin timbul dalam komunikasi antarbudaya. Sebagian besar perbedaan dalam
komunikasi antarbudaya merupakan hasil dari keragaman dalam dimensi-dimensi
berikut ini.
keyword:
komunikasi antar budaya, CONTOH KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA, komunikasi dalam
keanekaragaman antar budaya, contoh kasus komunikasi antar budaya, makalah
komunikasi antar budaya, komunikasi non verbal antar budaya, contoh komunikasi
antar budaya, pelecehan agama di temanggung, Contoh kasus komunikasi bisnis
lintas budaya, komunikasi bisnis antar budaya, contoh komunikasi antar budaya
di indonesia, masalah komunikasi antara budaya, cerita komunikasi lintas
budaya, contoh miss komunikasi akibat perbedaan budaya, makalah komunikasi
bisnis, contoh makalah komunikasi antar budaya, makalah komunikasi lintas
budaya, efek komunikasi antar budaya, contoh kesalahpahaman antar budaya,
pentingnya komunikasi antar budaya, contoh miss komunikasi yang diakibatkan
perbedaan budaya, contoh kasus terjadinya miss komunikasi yang diakibatkan
perbedaan budaya, makalah komunikasi bisnis lintas budaya, pentingnya komunikasi
antar budaya dalam bisnis, anekdot komunikasi lintas budaya, resume komunikasi
antar budaya, contoh kasus komunikasi bisnis, bentuk-bentuk komunikasi antar
budaya, kasus komunikasi bisnis antar budaya, miss komunikasi antar budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar